Profesi sebagai pendidik adalah posisi sosial yang paling strategis dalam sebuah sistem, memiliki kedudukan yang tinggi dan utama dalam Islam. Guru adalah hujung tombak gerakan perubahan. Di bahu seorang guru terpikul tanggung jawab yang agung iaitu membentuk generasi dan mengarahkannya kepada jalan Allah.
Salah satu kewajiban asasi seorang pendidik adalah membersihkan nilai-nilai negatif dan virus-virus jahiliyah dari materi yang diajarkannya. Sebagai seorang guru, Anda harus senantiasa ingat bahwa apa yang Anda ajarkan akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah, dan jangan sampai predikat sebagai pahlawan tanpa tanda jasa dengan imbalan kecil, akan ditambah dengan azab di akhirat.
Umat ini menggantungkan harapan yang besar akan masa depan generasi muda kepada Allah melalui sentuhan lembut didikan dan pengajaran Anda. Umat telah menyerahkan miliknya yang paling berharga dan tambatan jiwa mereka yang tak ternilai kepada Anda. Maka takutlah kepada Allah dalam mendidik putra putri kaum Muslimin, jangan sekali-kali Anda mengajarkan mereka sesuatu yang tidak diridhai Allah, karena itu akan membuahkan keterlanjuran negatif yang menakutkan.
buku : Beginilah seharusnya menjadi guru
Jumat, 27 September 2013
Kamis, 26 September 2013
14 Cara Mendidik Anak Secara Islam ala Rosulullah SAW
14 Cara Mendidik Anak Secara Islam ala Rosulullah SAW
Seperti apakah Nabi Muhammad SAW dalam mendidik anak-anaknya ?
Praktik pendidikan Nabi Muhammad SAW pada anak-anaknya dapat di gambarkan di bawah ini:
1. Rasulullah senang bermain-main (menghibur) dengan anak-anak dan kadang-kadang beliau memangku mereka. Beliau menyuruh Abdullah, Ubaidillah, dan lain-lain dari putra-putra pamannya Al-Abbas r.a. untuk berbaris lalu berkata, “ Siapa yang terlebih dahulu sampai kepadaku akan aku beri sesuatu (hadiah).”merekapun berlomba-lomba menuju beliau, kemudian duduk di pangkuannya lalu Rasulullah menciumi mereka dan memeluknya.
Rabu, 25 September 2013
Selasa, 17 September 2013
Minggu, 15 September 2013
MEMBUKA PINTU SORGA
Tidak seperti biasanya, hari itu Ali bin Abi Thalib pulang lebih sore menjelang asar. Fatimah binti Rasulullah menyabut kedatangan suaminya yang sehari suntuk mencari rezeki dengan sukacita. Siapa tahu Ali membawa uang lebih banyak karena kebutuhan di rumah makin besar.
Sesudah melepas lelah, Ali berkata kepada Fatimah. "Maaf sayangku, kali ini aku tidak membawa uang sepeserpun."Fatimah menyahut sambil tersenyum, "Memang yang mengatur rezeki tidak duduk di pasar, bukan? Yang memiliki kuasa itu adalah Allah Ta'ala."
"Terima kasih," jawab Ali.
Sabtu, 14 September 2013
KELEBIHAN UMAT RASULULLAH S.A.W MENURUT PANDANGAN NABI ADAM A.S
Langganan:
Postingan (Atom)